MOTIVASI Dan PRINSIP MOTIVASI DALAM BELAJAR

MOTIVASI Dan PRINSIP MOTIVASI DALAM BELAJAR

 


Disusun oleh :

 

1) FERIANUS HAREFA

2) EIRENE KINTAN NADIRA ZEBUA

3) NOFERLIN HULU

4) KARISMA RIA SARI TEL

5) RINGAN LIHATTI HAREFA

6) BOBBY KRISTIANTO ZEBUA

7) SEVEN RIANG GULÖ

8) IRMINA IDAM SRI NAYANTI GEA

 

KELOMPOK 1 (SATU )

PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING

 

Dosen Pengampu :

Drs. YANUS ZEBUA

 

 

 

 

 

 

 

 


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN ( IKIP ) GUNUNGSITOLI

T.A.2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG MASALAH
            Dalam proses belajar setiap siswa harus mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai didalamnya, baik tujuan pendek maupun tujuan jangka penjang yang dapat membuat diri mereka mempunyai suatu perubahan yang terjadi setelah mereka mengikuti sebuah proses pendidikan yang diberikan oleh guru mereka. Seorang guru selayaknya memberikan sebuah dorongan yang harus dapat memberikan motivasi terhadap diri mereka untuk meningkatkan prestasi didalam belajar mereka.
Dorongan yang seharusnya diberikan oleh seorang guru tidak akan dapat merubah sikap/perilaku individu untuk dapat meningkatkan cara belajar mereka bilamana tidak adanya peran individu didalamnya, karena semuanya akan mempunyai suatu hubungan yang dapat memberikan satu nilai tembah dalam meningkatkan prestasi belajar.
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa seorang guru mempunyai andil didalamnya yang mana memberikan suatu arahan untuk dapat bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagaimana untuk dapat meningkatkan prestasi belajar? Salah satu bentuk untuk meningkatkan prestasi belajar yaitu dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan adanya motivasi belajar yang diberikan kepada siswa harapannya dapat untuk meningkatkan prestasi mereka di sekolah.
Motvasi belajar ini diberikan berupa informasi yang dapat memberikan suatu nilai positif dalam meningkatkan prestasi belajar mereka.Bagi mereka yang mempunyai suatu motivasi prestasi dalam belajar akan membangun suatu aktivitas yang positf. Disini akan diberikan suatu informasi mengenai bagaimana meningkatkan motivasi dalam belajar yang akan lebih jelas dijabarkan dihalaman-halaman depan.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.         Jelaskan pengertian motivasi?
2.         Apa fungsi motivasi
3.         Sebutkan macam-macam Motivasi belajar
4.         Sebutkan macam-macam Prinsip belajar
C.  TUJUAN
1.         Untuk mengetahui apa yang dimaksud Motivasi Belajar
2.         Untuk mengetahui apa fungsi Motivasi
3.         Untuk mengetahui macam-macam Motivasi
4.         Untuk mengetahui macam-macam Prinsip belajar





BAB II
PEMBAHASAN
A.  PENGERTIAN MOTIVASI
            Motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.
            Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan yang didapat dari bahan yang dipelajari sehingga ada perubahan dalam diri seseorang baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya.
            Dengan demikian motivasi belajar merupakan suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang individu dimana ada sesuatudorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu :
1)   Kebutuhan
     Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya.
2)   Dorongan
     Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Jadi, dorongan merupakan kekuatan mental yang beroreintasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang beroreintasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi.
3)   Tujuan.
     Serta tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai.

B. FUNGSI MOTIVASI
Guru bertangung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya.
Secara garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.  Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

C.    STRATEGI MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR
            Pembelajaran tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dengan demikian, guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus guru perlu melakukan berbagai upaya secara nyata untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Ada beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, berikut ini :
1.    Memberi angka
     Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang  bervariasi. Pemberian angka kepada  anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.
2.    Hadiah
     Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
3.    Pujian
     Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
4.    Gerakan tubuh
     Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang. 
5.    Memberi tugas
     Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.



6.    Memberikan Ulangan
     Adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran  dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru.
7.    Mengetahui hasil
     Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya.
8.    Hukuman
     Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.

D. MACAM-MACAM MOTIVASI
a.    Motivasi Instrisik
Motivasi instrisik adalah motivasi yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil, dan sebagainya.
b.    Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan ini, siswa bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri

E.  TEORI DAN PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI
Secara umum teori motivasi dibagi atas tiga bagian antara lain :
1.  Teori Isi (Content Theory)
Teori isi terdiri dari 4 teori pendukung, yaitu :
a.     Teori Hirarki Kebutuhan Maslow ( Teori Maslow )
§  Kebutuhan Fisiologis
Merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
§  Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
§  Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
§  Kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya. Kebutuhan akan perasaan aman tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual.
§  Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
b.       Teori Motivasi Prestasi
§  Kebutuhan Prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
§  Kebutuhan Afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
§  Kebutuhan Kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
c.     Teori motivasi ERG Aldefer
Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu :
Eksistensi (E) kebutuhan nyata setiap orang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
Relatedness/ Keterkaitan (R) Tercermin pada keberadaan manusia itu dengan orang lain dan dengan lingkungannya, karena tanpa ada interaksi dengan orang lain dan lingkungan maka keberadaan manusia itu tidak mempunyai makna yang hakiki Growth/Pertumbuhan (G) merupakan kebutuhan manusia untuk tumbuh dan berkembang.
2.  Teori Proses (Process Theory)
Teori ini juga terdiri dari empat teori pendukung, yaitu :
a.    Equity Theory (Teori Keadilan)
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan peran. Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat  kerja seseorang, Penilaian dan pengakuan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing.
b.  Expectancy Theory ( Teori Harapan)
Merupakan keadaan pikiran seseorang dalam berharap hasil yang ia dapatkan sesuai usaha yang telah ia lakukan. Ada 3 hal yang menjadi pembentuk harapan dari diri seseorang antara lain :
Ø Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (Outcome Expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.
Ø Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (Valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
Ø Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (Effort Expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
c. Goal Setting Theory (Teori Tujuan/Sasaran)
Teori ini juga mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
§  Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai.
§  Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami dan bermanfaat.
§  Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar keengganan untuk bertingkah laku.

3.Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya. Jadi, teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan. Teori ini menyebutkan bahwa perilaku seorang di masa mendatang dibentuk oleh akibat dari perilakunya yang sekarang.
Jenis Reinforcement/Penguatan ada empat, yaitu:
a.       Positive Reinforcement (penguatan positif), yaitu penguatan yang dilakukan ke arah kinerja yang positif
b.       Negative Reinforcement (penguatan negatif), yaitu penguatan yang dilakukan karena mengurangi atau mcnghentikan keadaan yang tidak disukai. Misalnya, berupaya cepat-cepat menyelesaikan  pekerjaan karena tidak   tahan   mendengar   atasan mengomel  terus-menerus.
c.       Extinction  (Peredaan),  yaitu  tidak  mengukuhkan suatu perilaku, sehingga perilaku tersebut mereda atau punah sama sekali. Hal ini dilakukan untuk mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
d.       Punishment, yaitu konsekuensi yang tidak menyenangkan dari tanggapan perilaku tertentu.






F.   PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI
            Prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu:

a. Attention (Perhatian)
            Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks.
Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu diperhatikan agar tidak memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.

b. Relevance (Relevansi)
            Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Kebutuhan pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi (personal motif value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu (1) kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement), (2) Kebutuhan untuk berkuasa (needs for power), dan (3) kebutuhan untuk berafiliasi/hubungan (needs for affiliation).
Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan nilai kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelompok yang diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.

c. Confidence (Percaya diri)
            Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau. Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya.

d. Satisfaction (Kepuasan)
            Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dan lain sebagainya.





BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar.
Teori motivasi belajar secara umum dibagi dalam tiga n antara lain : Teori Motivasi dengan pendekatan Isi/Kepuasan (Content Theory), Teori motivasi dengan pendekatan Proses (Process Theory), Teori motivasi dengan pendekatan Penguat (Reinforcement Theory).
Prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu Attention (Perhatian), Relevance (Relevansi), Confidence (Percaya diri), Satisfaction (Kepuasan).

B.  SARAN
            Dalam melaksanakan setiap tujuan belajar, hendaknya tetap diikuti dengan motivasi yang berasal dari dalam (intrinsic) dan juga motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik). Sehingga setiap target dapat tercapai khususnya dalam menambah pengetahuan dan untuk mengubah tingkah laku kearah yang lebih baik.

Komentar