Pemahaman Individu Teknik Non Tes Dengan Metode Observasi

Pemahaman Individu Teknik Non Tes Dengan Metode Observasi

Daftar isi
Kata pengantar.............................................................. i
Bab I. Pendahuluan............................................................................ ii
A.    Latar belakang.................................................................................... ii
B.    Rumusan masalah................................................................................ iii
C.    Tujuan............................................................................................. iii
D.   Manfaat............................................................................................. iii
Bab II. Pembahasan.................................................................... 1
A.     Pengertian Observasi................................................................ 1
B.     Jenis Teknik Observasi................................................................. 1
B.3.a. Partisipan penuh................................................................ 1
B.3.b. Observer sebagai pengamat................................................ 1
B.3.c. Observer sebagai partisipan................................................. 1
B.3.d. Pengamat sempurna (complete observer)............................... 2
C.     Pedoman Observasi...................................................................... 2
C.1. Daftar Cek (checklist)............................................................. 2
C.2. Skala Penilaian (rating scale)................................................... 2
C.3. Catatan anekdot (anecdotal records).......................................... 3    
C.4. Alat-alat Mekanik (mechanical devices)........................................ 3

Bab III. Penutup..................................................................................... 4   
A.  Kesimpulan...................................................................................... 4
B.  Saran.............................................................................................. 4
C.  Lampiran...........................................................................................5
D.  Daftar pustaka..................................................................................... 6


Kata pengantar



Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkat, rahmat dan anugerah-Nya, saya dapat menyusun makalah yang berjudul “ PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK NON TES DENGAN METODE OBSERVASI”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pemahaman Individu Teknik Non Tes, Saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan agar dapat dijadikan pelajaran dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya, dan bagi para pembaca umumnya. Amin.







Gunungsitoli, April 2016 
Penyusun,





Ferianus Harefa

























Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Setiap peserta didik, aktif dan berkembang menurut polanya sendiri-sendiri karena setiap mereka mempunyai perbedaan-perbedaan yang sangat pribadi yang disebut sebagai individual defferences. Adanya perbedaan-perbedaan tersebut merupakan tantangan untuk dimengerti. Siapa saja yang perlu mengerti hal ini? Tentu saja peserta didik itu sendiri, orang tua, guru, konselor, kepala sekolah dan sebagainya. Untuk dapat menerima peserta didik sebagai individu, diperlukan pengertian tentang peserta didik tersebut dan dunianya, di mana peserta didik merupakan pribadi yang berinteraksi. Mengerti, menghormati, dan menerima para peserta didik adalah juga merupakan tugas seorang guru. Pada dasarnya teknik pengenalan dan pemahaman individu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: teknik tes dan teknik nontes. Disini kita akan membahas ruang lingkup Teknik Non Tes. Teknik non tes merupakan teknik pengumpulan data yang tidak baku dan hasil rekayasa dari guru dan sekolah. Adapun kegunaan teknik non tes ialah untuk mengumpulkan data yang tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes, seperti kebiasaan belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah, keterangan orangtua dan lingkungannya mengenai diri siswa, dan lainnya. Oleh karea itu,pada bagian ini kita hanya akan membahas tentang teknik non tes yang menggunakan metode observasi.





























B. Rumusan masalah 
1. Apa pengertian observasi ?
2. Apa saja jenis-jenis observasi ?
3. Apa saja pedoman observasi ?



C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dansekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya.



D. Manfaat mempelajari materi ini agar setiap mahasiswa dapat : 
1. Memahami hakikat observasi, 
2. Memilih teknik observasi, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling, dan 
3. Menyusun dan mengembangkan instrumen observasi untuk keperluan bimbingan dan konseling. 

































Bab II
Pembahasan



A. Pengertian Observasi
Pemahaman terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai teknik pengumpulan data. Salah satunya adalah teknik observasi/pengamatan. Observasi merupakan teknik yang sederhana dan tidak menuntut keahlian yang luar biasa untuk dapat melakukannya. Teknik ini dapat dilakukan secara terencana atau pun insidental. Observasi yang terencana, dipersiapkan secara sistematis baik mengenai waktu, tujuan, alat maupun aspek-aspek yang akan diobservasi. Observasi insidental dilakukan sewaktu-waktu bilamana terjadi sesuatu yang menarik. Proses observasi atau pengamatan ini memerlukan kecermatan sehingga diperoleh data tingkah laku yang objektif.
Observasi atau pengamatan, merupakan teknik untuk merekam data atau keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang yang menampak (behavior observable), apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama pengamatan.



B. Jenis Teknik Observasi
Pada intinya pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa dilakukan dengan melihat, mendengarkan, merasakan, dan kemudian mencatat. Menurut cara dan tujuannya, observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Observasi Partisipatif, yaitu observasi yang dilakukan oleh observer (pengamat) dengan turut mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diobservasi (observee).
2. Observasi Sistematis, yaitu observasi yang direncanakan terlebih dahulu aspek-aspek yang akan diobservasi sesuai dengan tujuan, waktu, dan alat yang dipakai.
3. Observasi Eksperimental, yaitu observasi yang dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan atau gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan. Berdasarkan hubungan observer (pengamat) dengan kelompok yang diamatinya(observee), observasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :



B.3.a. Partisipan penuh 
Pengamat menyamakan diri dengan orang yang diobservasi. Dengan demikian, observer dapat merasakan dan menghayati apa yang dialami oleh observee. Tidak jarang seorang observer tinggal bersama dengan kelompok masyarakat yang diamatinya dalam waktu yang cukup lama sehingga ia dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang bersangkutan.



B.3.b. Observer sebagai pengamat. 
Masing-masing pihak, baik observer maupun observee, menyadari peranannya. Observer sebagai pengamat membatasi diri dalam berpartisipasi sebagai pengamat, dan observee menyadari bahwa dirinya adalah obyek pengamatan. Oleh karena itu,observer membatasi aktivitasnya dalam kelompok observee.



B.3.c. Observer sebagai partisipan
Observer hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam “penelitian”nya.
B.3.d. Pengamat sempurna (complete observer)
Observer hanya mejadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati.



Persoalan-persoalan yang perlu diperhatikan pada pengamatan, terutama karena metode ini sangat mengandalkan “penglihatan” (mata) dan “pendengaran” (telinga). Dari kedua alat indera itu, mata punya peranan yang lebih dominan. Oleh karena itu, perlu disadari keterbatasan dari alat penglihatan ini.
o Harus dipercaya bahwa alat penglihatannya baik dan dapat menangkap fakta dengan benar.
o Penglihatan orang mempunyai kelemahan dan keterbatasan, misalnya tidak mampu melihat jarak yang jauh, atau terjadi bias penglihatan;
o Berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut



C. Pedoman Observasi
Agar data yang dikumpulkan melalui observasi ini dapat dicatat dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan pedoman observasi. Bentuk-bentuk pedoman observasi antara lain: 
 Daftar cek (checklist); 
 Skala penilaian (rating scale); 
 Catatan anekdot (anecdotal records); 
 Alat-Alat mekanik (mechanical devices). 
Pedoman observasi ini dibuat sedemikian jelas dan detil sehingga mempermudah bagi siapa pun yang memakai. Untuk keperluan memahami individu, pedoman ini akan dipakai oleh wali kelas, guru-guru, konselor, dan personil sekolah yang lain.



C.1. Daftar Cek (checklist)
Daftar cek adalah suatu daftar pernyataan yang memuat aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, atau kegiatan individu yang sedang diamati. Semua aspek yang akan diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar sehingga pada waktu observasi, observer (pengamat) tinggal membubuhkan tanda cek terhadap ada atau tidak adanya aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian bagi diri individu atau kejadian yang diobservasi. Daftar cek ini dapat digunakan untuk mengobservasi individu atau kelompok individu. Gejala-gejala perilaku atau tingkah laku seseorang yang dapat diobservasi dengan teknik ini antara lain: kebiasaan belajar, aktivitas belajar dan bekerja, kepemimpinan dan kerjasama, pergaulan, dan topik lain yang relevan dengan kegiatan akademik dan nonakademik dalam kehidupan sekolah.



C.2. Skala Penilaian (rating scale)
Skala penilaian sangat erat hubungannya dengan daftar cek. Jika daftar cek untuk memberikan cek ada atau tidaknya gejala atau sifat yang diobservasi, maka pada skala penilaian didapatkan adanya tingkatan-tingkatan. Dengan kata lain, skala penilaian merupakan alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, dan menilai individu atau situasi. Dalam skala penilaian, aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk skala. Skala penilaian pada umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat yang harus dicatat secara bertingkat sehingga observer hanya memberikan tanda cek pada tingkat mana gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul. Berdasarkan pada alternatif skala yang dipakai untuk menilai dan menggo-longkan gejala perilaku individu atau situasi, maka skala penilaian dapat dibedakan menjadi tiga bentuk: kuantitatif, deskriptif, dan grafis. Skala penilaian deskriptif adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri tingkah laku individu atau situasi dalam mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk kata-kata. Skala penilaian grafis adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri tingkah laku individu atau situasi di mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk grafis (garis).



C.3. Catatan anekdot (anecdotal records)
Catatan anekdot biasa juga dikenal dengan catatan berkala. Dalam catatan berkala, observer tidak mencatat kejadian-kejadian yang luar biasa, melainkan mencatat kejadian pada waktu-waktu yang tertentu. Apa yang dilakukan oleh observer adalah mengadakan observasi atas cara anak bertindak dalam jangka waktu yang tertentu dan kemudian observer memberikan kesan umum yang ditangkapnya. Setelah itu, observer menghentikan observasi untuk kemudian melakukan observasi dengan cara yang sama pada waktu lain seperti waktu-waktu sebelumnya. Catatan berkala dilakukan terhadap peristiwa yang dianggap penting dalam suatu situasi yang melukiskan perilaku dan kepribadian seseorang dalam bentuk pernyataan singkat dan objektif.



C.4. Alat-alat Mekanik (mechanical devices)
Dengan adanya kemajuan di bidang teknik maka observer dapat menggunakan alat-alat yang lebih baik di dalam melakukan observasi, misalnya dengan foto-foto/ slide,tape recorder, dan sebagainya.



























Bab III
Penutup



A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis menyimpulkan, bahwa :



1. Observasi atau pengamatan, merupakan teknik untuk merekam data atau keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang yang menampak (behavior observable), apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya
2. Observasi adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. 
3. Observasi diperlukan dalam bimbingan dan konseling, karena di dalam bimbingan dan konseling, kita tidak mungkin dapat memberikan pertolongan kepada seseorang sebelum kita kenal atau paham dengan orang tersebut, salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan konseling ialah memahami individu secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar belakangnya. 
4. Tujuan observasi, diantaranya kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dan sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya, kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa. 



B. Saran
Dengan mengetahui cara-cara serta metode observasi, maka seharusnya mahasiswa dapat mengimplementasikannya dalam proses bimbingan dan konseling, sehingga individu yang memerlukan bantuan dapat tertolong dan mampu memahami dirinya secara penuh. Mahasiswa diharapkan terus belajar dan mendalami metode observasi secara spesifik.






DAFTAR PUSTAKA
Moh. Surya (1975) Bimbingan dan Penyuluhan disekolah. Bandung : CV Ilmu Sukmadinata. Nana Syaodah, (2005) Landasan Psikologi proses pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Idad Suhada dan Heri Gunawan. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV. Insan Mandiri. 
Imam Mawardi. 2008. “Bimbingan Konseling Islami”. 
Tersedia:http://www.scribd.com/roes_1908/d/16140888-Bimbingan [30 Maret 2012, 14.43] 
Rakhmat, J. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosda Karya. 
Sumadi Suryabrata. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 
Susilo Rahardjo. 2012. “PEMANFAATAN HASIL TES DAN NONTES UNTUK LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL”.
Wayan Nurkancana. 1990. Pemahaman Individu.




Lampiran




Pedoman Observasi : Daftar Cek (individual)
I. Identitas Siswa
1. Nama :
2. Kelas/program :
3. No.Induk/absen :
4. Jenis kelamin :
5. Tempat/tanggal lahir :
6. Hari/tanggal observasi :
7. Tempat observasi :
8. Waktu :



II. Aspek yang Diobservasi :
Aktifitas belajar seeorang siswa di kelas pada jam pelajaran matematika.
III. Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada individu yang diobservasi.
No. Pernyataan (sub-sub variabel) Kemunculan (ya)
1. Membuka buku paket matematika 
2. Berbincang dengan teman 
3. Bertanya kepada guru tentang materi pelajaran 
4. Berdiskusi dengan beberapa teman tentang materi pelajaran 
5. Mendengarkan penjelasan guru 
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

Komentar